Penjual Tempe

Di satu desa hiduplah seorang ibu penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dgn riang. "Jika tempe ini yg nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya...?", demikian dia selalu memaknai hidupnya.

Suatu pagi dia berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe.., dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe2 yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapiii..., deg! dadanya gemuruh.Tempe yg akan di jual, ternyata blm jadi. Msh berupa kacang kedelai, sebahagian berderai, blm disatukan ikatan2 putih kapas dari peragian. Tempe itu msh hrs menunggu 1 hari lg utk jadi.

Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tdk akan mendapatkan uang, utk makan, dan modal membeli kacang kedelai lagi. Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu.., jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa..., "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku...".
Dalam hati.., dia yaqin.., Allah akan mengabulkan doanya. 

Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung... Dadanya bergemuruh... Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe. Dan... dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah, belum menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. » Dia yaqin.., Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi. » Dia yaqin..., Allah tdk akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang,dia berdoa lagi..

"Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau Maha Tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe... Karena itu ya Allah, jadikanlah...! Bantulah aku, kabulkan doaku...".
Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus. Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan... belum jadi juga.Kacang kedelai itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang kedelai tsb.

"Keajaiban Tuhan akan datang... pasti..!", yaqin-nya.
Dia pun berjalan ke pasar...
Di sepanjang perjalanan itu, dia yaqin..., "tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe2nya. Ber-kali2i dia memanjatkan doa... ber-kali2 dia yaqinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya.
Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang2 itu...
"Pasti sekarang telah jadi tempe..", batinnya. Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan2. Dan... dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi.
Air mata pun menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan...? Kenapa tempe ini tidak jadi...? Apakah Tuhan ingin aku menderita...? Apa salahku...? Demikian batinnya berkecamuk.
Dengan lemas, dia gelar tempe2 1/2 jadi itu di atas plastik yg telah dia sediakan. Tangannya lemas..., tak ada keyaqinan akan ada yang mau membeli tempenya itu. Dan dia tiba2 merasa lapar... merasa sendirian... "Tuhan telah meninggalkan aku..", batinnya.
Airmatanya kian menitik... Terbayang esok dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan dpt makan. Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan "teman2" sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku.
Kesedihannya mulai memuncak. Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat...
Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya...,
"Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi...? Capek
saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya..?".
Penjual tempe itu bengong... Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan.
"Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe.."
Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. "jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe...??"
"Bagaimana Bu...? Apa ibu menjual tempe setengah jadi..?", tanya perempuan itu lagi.
Kepanikan melandanya lagi... "Duh Gusti... bagaimana ini...? Tolonglah ya Allah, jng jadikan tempe ya..?", ucapnya berkali2. Dan dengan gemetar, dia buka pelan2 daun pembungkus tempe itu.
Dan apa yang dia lihat, sahabat...?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi..!. "Alhamdulillah!", pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli.
Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang blm jadi...?".
"Oohh..., bukan begitu, Bu. Anak saya yang kuliah S2 di Seoul ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi, saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Oh ya, jadi semuanya berapa, Bu...?".
Sahabat semua..., dlm kehidupan sehari2, kita acap berdoa, dan "memaksakan" Allah memberikan apa yg menurut kita paling cocok utk kita. Dan jika doa kita tdk dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa dan merasa ditinggalkan...
Padahal Allah paling tau apa yg paling cocok utk kita. Bahwa semua rencananya adalah SEMPURNA..
Tempe 1/2 jadi tsb tdk akan pernah dlm waktu singkat menjadi tempe, krn itu melawan takdir qauniyah yg telah Allah tetapkan.
Takdir qauniyah ini atau takdir kausalitas (sunnatullah) itu akan berjalan seperti biasanya... Itulah hukumnya. Seperti air akan mengalir dari tempat yg tinggi ke tempat yg rendah..
Namun kita berharap dengan takdir ghaibiyah ( Apa2 yg Allah kehendaki utk kita), yang Allah ingin tetapkan, adalah pertolongan yg Allah berikan dari arah yg tdk pernah kita duga pada saat kita membutuhkannya.... Contoh lain takdir ghaibiyah ini adalah kita tdk tau dimana dan kapan kita meninggal..., krn itu rahasia-Nya.
Namun, Dia telah menetapkan takdir syar'iat bagi manusia bahwa org-org yg beriman dan mengerjakan amal2 kebaikan diberikan tempat kembali
yg terbaik.
Allah swt mengingatkan di dlm Alquran bahwa boleh jadi kita sangat menginginkan sesuatu, padahal itu tidak baik bagi kita... Dan boleh jadi kita sangat tdk menyukai sesuatu, padahal itu banyak menyimpan kebaikan bagi
kita.. (Al Baqarah 216).
Nah, disini Allah ingin menegaskan Allah-lah Yang Maha Mengetahui apa yg terbaik.
Ketahuilah.., tugas kita sebagai manusia sederhana saja yaitu berusaha semaksimal mungkin, seikhlas mungkin, dan hasil akhir adalah ketentuan Allah SWT penguasa alam Alam Semesta ini.
Al Qur'an menyatakan bahwa Sesungguhnya Allah tdk akan membebani manusia melebihi kemampuannya dan bagi org yg bertaqwa. Allah berikan previlige yaitu pasti Allah berikan rizki dari arah yg tidak pernah dia duga.
Semoga bisa kita ambil hikmahnya bersama.


Blog, Updated at: 07.43

0 comments:

Posting Komentar

Popular Posts